RIGHT ISSUE SAHAM
Penambahan modal melalui skema HMETD biasa disebut dengan Right Issue atau Penawaran Umum Terbatas, sedangkan penambahan modal melalui skema Tanpa HMETD biasa disebut dengan Private Placement. Pada dasarnya tujuan keduanya sama yaitu untuk mendapatkan modal baru yang tidak berasal dari pinjaman bank. Tambahan modal baru tersebut untuk keperluan misalnya ekspansi usaha, membayar utang, atau kombinasi keduanya.
Pada
proses right issue (HMETD),
perusahaan menawarkan hak (right)
kepada pemegang saham lama untuk mendapatkan saham baru yang akan diterbitkan
perusahaan dengan cara membelinya pada harga tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu, sedangkan pada proses private placement (Tanpa HMETD), perusahaan tidak menawarkan hak (right) kepada pemegang saham lama
untuk dapat membeli saham baru yang akan diterbitkan perusahaan, melainkan
menawarkanya kepada calon investor baru yang akan menjadi salah satu pemegang
saham terbesar dalam perusahaan tersebut.
Dalam skema Right Issue, right adalah
hak, oleh karena itu pemegang saham lama boleh melakukan pembelian namun boleh
juga tidak melakukan pembelian dengan melepas haknya tersebut. Jika hak ini tidak digunakan oleh
pemegang saham lama, maka dapat diambil oleh calon pemegang saham baru yang
biasa disebut dengan standby buyer. Dalam prosesnya, perusahaan
menerbitkan saham baru dari saham simpanan perusahaan yang belum beredar (saham
portepel) melalui proses right issue ini.
Right issue diterbitkan dengan
menggunakan rasio tertentu, misalnya rasio 5:2, artinya setiap pemegang 5 lembar
saham lama akan memperoleh hak untuk membeli 2 lembar saham baru yang akan
diterbitkan, dengan kewajiban membayar pada harga tertentu untuk setiap lembar
saham baru tersebut. Harga saham baru yang diterbitkan melalui proses right
issue disebut sebagai harga right, yang mana harganya bisa lebih rendah, atau sama,
ataupun lebih tinggi daripada harga saham yang sedang diperdagangkan di bursa
saham.
Namun biasanya harga right ini lebih
rendah daripada harga saham yang sedang diperdagangkan di bursa saham, sebab
jika harga right lebih tinggi dari harga pasar, kemungkinan saham baru tersebut
tidak akan dibeli oleh pemegang saham lama. Logikanya karena kalaupun investor lama ingin menambah kepemilikan
saham, investor lebih diuntungkan jika membeli langsung dari pasar reguler
dengan harga lebih murah daripada harga eksekusi right issue. Pada kasus ini biasanya HMETD akan ditampung oleh standby buyer.
Sebelum pelaksanaan right issue,
perusahaan akan mengumumkan jadwal proses right issue
tersebut. Dalam hal ini,
perlu diperhatikan dua jenis tanggal pada jadwal right issue dimaksud yaitu cum
date (cum right) dan ex date (ex right). Investor
yang memiliki hak (right) untuk membeli saham baru adalah investor
yang pada saat penutupan perdagangan hari bursa pada tanggal terakhir cum right
masih tercatat sebagai pemegang saham perusahaan.
Misalnya jadwal cum right ditetapkan
pada tanggal 25 Februari 2021 dan ex right pada tanggal 26 Februari 2021, maka investor
yang masih memegang saham pada saat penutupan perdagangan hari bursa tanggal 25
Februari 2021 akan tercatat sebagai pemegang saham lama dan berhak untuk
melakukan pembelian saham baru yang akan diterbitkan perusahaan. Apabila investor
dimaksud kemudian menjual kembali sahamnya pada tanggal 26 Februari 2021, maka investor
tersebut akan tetap tercatat sebagai pemega saham lama yang berhak atas saham
baru yang akan diterbitkan perusahaan. Sedangkan investor yang melakukan
pembelian saham pada perdagangan hari bursa pada saat ex right tanggal 26 Februari
2021, tidak akan tercatat sebagai pemegang saham lama dan tidak berhak untuk
melakukan pembelian saham baru yang diterbitkan perusahaan.
Pemegang saham lama menukar hak (right) dengan
saham baru dengan cara melakukan pembayaran senilai harga right, yang dalam pelaksanaanya dilakukan sesuai periode pendaftaran, pembayaran dan
pelaksanaan right yang tertera dalam jadwal right issue.
PT.
ABCD yang bergerak dibidang industri makanan dengan jumlah saham beredar
sebanyak 1.000.000 lembar melakukan right issue (HMETD) dengan jadwal pelaksanaan
sebagai berikut:
Cum date (cum right) : 25 Februari 2021
Ex
date (ex right) :
26 Februari 2021
Rasio
right issue : 5 : 2
(lama : baru)
Harga
pelaksanaan (exercise) : Rp800.
Dalam contoh
di atas maka saham baru yang akan diterbitkan perusahaan adalah sebanyak
400.000 lembar sehingga akan ada tambahan modal baru yang diterima perusahaan sejumah
(Rp800 x 400.000 lembar) = Rp320.000.000. Dalam hal misalnya investor A memegang
100.000 lembar saham PT. ABCD, maka akan mendapatkan 40.000 HMETD dimana
1 HMETD berhak menebus 1 lembar saham baru PT. ABCD dengan harga Rp800. Untuk
dapat menebus 40.000 lembar saham baru PT. ABCD tersebut, investor A mesti
mengeluarkan biaya pembelian right sejumlah (40.000 lembar x Rp800) = Rp32.000.000.
Right issue
akan mempengaruhi harga saham di bursa. Harga teoritis saham ABCD setelah right
issue biasanya akan lebih rendah dari harga sebelumnya. Misalnya harga saham
ABCD pada penutupan hari bursa di tanggal cum date (cum right) tanggal 25
Februari 2021 misalnya Rp1.000 (harga saham lama), maka harga teoritis saham ABCD
setelah right issue yaitu :
HARGA
TEORITIS = (harga lama x rasio lama)
+ (harga exercise x rasio baru)
(rasio lama + rasio baru)
= (Rp1.000
x 5) + (Rp800 x 2)
(5+2)
= Rp942,86
(dibulatkan ke bawah menjadi Rp940)
Harga teoritis
saham ABCD setelah right issue (pada saat ex date) sebesar Rp940 per lembar, lebih
rendah dari harga sebelumnya pada saat cum date sebesar Rp1.000 per lembar.
Right issue akan menambah jumlah
saham beredar. Dalam contoh di atas, saham beredar ABCD akan menjadi 1.400.000
lembar dari sebelumnya 1.000.000 lembar. Dampaknya adalah apabila investor A di
atas tidak mengambil right, kepemilikan saham
investor A tersebut akan turun (terdilusi) dari sebelumnya 100.000 lembar dari
1.000.000 lembar (10%) menjadi hanya 100.000 lembar dari 1.400.000 lembar (7,14%).
Namun bagi pemilik saham lama yang tidak mengambil haknya tersebut, dia dapat
menjual haknya tersebut kepada investor lain pada masa periode perdagangan
right. Right yang diperdagangkan sebelum tanggal pelaksanaan exercise di bursa
menggunakan kode ABCD-R.
Right issue juga akan berdampak pada nilai earning per share (EPS)
perusahaan yang akan tergerus dibanding dengan periode yang sama sebelum
dilakukannya right issue, dan akan lebih menurun lagi terutama jika kinerja
perusahaan di periode ke depan tidak sebaik periode sebelumnya. Oleh karena
itu penting untuk dicermati tujuan penggunaan dana yang
diperoleh dari hasil rights issue. Right issue yang yang baik adalah modal baru yang diperoleh
diperuntukkan bagi upaya mendorong pertumbuhan, untuk ekspansi, dana belanja
modal, atau bahkan mendorong pertumbuhan organik seperti akuisisi.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
Trims pencerahannya brow
ReplyDelete