DIVIDEN YIELD
Dividend Yield adalah
rasio hasil perbandingan antara jumlah dividen tunai yang dibagikan kepada
pemegang saham dengan harga saham perusahaan yang bersangkutan di bursa saham.
Dividen Yield dinyatakan dalam satuan prosentase (%). Dividend Yield menggambarkan
besarnya imbal hasil atas setiap Rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk saham di
suatu perusahaan.
Dividen merupakan salah
satu sumber imbal hasil investasi (Return of Investment) atau biasa disingkat
ROI bagi para pemegang saham (investor) selain imbal hasil yang berasal dari selisih
harga jual dengan harga beli suatu saham (Capital Gain). Dalam realitanya
kebijakan besar kecilnya jumlah dividen yang dibagikan oleh masing-masing
perusahaan berbeda-beda.
gambar; andirerei.com |
Angka Dividen Yield
yang tinggi biasanya digunakan oleh investor berorientasi jangka panjang
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasinya.
Saham perusahaan-perusahaan yang membagikan dividen dengan yield yang tinggi dijadikan
sebagai income stock bagi investor tipe ini. Dividen Yield dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut;
Dividend Yield = Dividen Per lembar Saham X 100%
Harga Per lembar Saham
Misalnya, harga saham
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) pada tanggal 6 April 2020 sebesar
Rp10.000/lembar, sedangkan dividen yang dibagikan untuk tahun buku keuangan
periode tahun 2019 sebesar Rp500/lembar, maka Dividen Yield saham ICBP pada
harga Rp10.000/lembar adalah ( Rp500/Rp10.000 ) = 5% (lima persen). Besaran angka
Dividen Yield akan berubah-rubah mengikuti perubahan harga saham di bursa
saham. Jika harga saham ICBP naik maka angka dividen yieldnya akan menurun, demikian
sebaliknya jika harga saham ICBP turun maka angka dividen yieldnya akan
meningkat.
Angka Dividen Yield
yang ideal tentunya di atas bunga simpanan deposito yang saat ini jatuh
dikisaran 5% - 7%. Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) membagikan dividen dengan yield sampai dengan 10% (sepuluh persen). Namun
demikian tidak semua perusahaan seperti itu, rata-rata hanya membagikan dividen
dengan yield pada kisaran 1% – 3% saja, terutama pada saham-saham perusahaan
yang berharga mahal (overvalued) dan saham-saham perusahaan yang sedang
berkembang yang masih terus melakukan ekspansi usaha. Bahkan ada beberapa
perusahaan yang jarang atau bahkan tidak pernah membagikan dividen kepada
pemegang sahamnya. Pada perusahaan seperti ini laba bersih yang diperolehnya dicatatkan
sebagai laba ditahan dan seluruhnya digunakan kembali sebagai tambahan modal
kerja perusahaan pada periode berikutnya.
Dividen dengan yield yang tinggi akan
mempengaruhi potensi pertumbuhan bisnis dari perusahaan yang bersangkutan. Laba
bersih yang sebagian besarnya atau bahkan seluruhnya dibagikan sebagai dividen
tunai tentu akan mengurangi atau menihilkan tambahan modal kerja perusahaan
pada periode berikutnya. Oleh karena itu sebelum investasi saham pada
perusahaan-perusahaan yang membagikan dividen dengan yield yang tinggi perlu
kehati-hatian dalam memilih dan memilahnya.
Demikian, mudah-mudahan
bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon