MENGGABUNGKAN ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN ANALISIS
TEKNIKAL
Analisis Fundamental (FA) adalah metode untuk menganalisis
kondisi fundamental perusahaan dengan cara mencermati kinerja usaha, kinerja keuangan,
rasio finansial, valuasi harga saham, aksi korporasi perusahaan dan lain-lain
dalam suatu periode tertentu. Analisis
Teknikal (TA) adalah metode untuk menentukan harga beli dan harga
jual saham dengan cara mencermati dan menganalisis pola pergerakan harga, kekuatan
trend, support dan resistance, dan lain-lain yang tertuang dalam grafik (chart)
harga saham pada rentang waktu tertentu.
Gambar : google image |
Analisis fundamental biasanya banyak digunakan oleh para investor
saham. Bagi mereka, pergerakan harga saham dalam jangka pendek (harian) tidak
menjadi fokus pengamatannya, mereka lebih mengkalkulasi proyeksi harga saham dalam
jangka panjang. Sedangkan analisis teknikal
biasanya digunakan oleh para trader. Bagi seorang trader, apapun kondisi
perusahaan bukan merupakan suatu masalah yang perlu dipertimbangkan selama
pergerakan harian harga sahamnya atraktif, mereka bisa keluar masuk pasar
berulang kali.
Dari sekian banyak jumlah investor dan trader di bursa saham, ada juga kalangan
yang menerapkan metoda analisa gabungan antara analisa fundamental dengan
analisa teknikal. Analisa fundamental digunakan untuk mencari atau memilih
saham perusahaan yang sehat sedangkan analisa teknikal digunakan untuk
menentukan waktu yang tepat untuk melakukan aksi beli memanfaatkan momen trend pergerakan
harga saham guna mengoptimalkan waktu dalam memperoleh keuntungan.
Penggunan analisis gabungan sebagaimana disebut terakhir populer dengan
sebutan strategi CANSLIM, yaitu strategi untuk mencari saham dengan cara memilih
saham perusahaan berfundamental bagus dan pergerakan harganya berpotensi
memasuki trend naik yang kuat. Strategi CANSLIM dipopulerkan oleh William J. O’Neil,
yang mana inti dari strategi ini menekankan pada pencarian saham perusahaan
yang sedang tumbuh (growth stock). CANSLIM sendiri merupakan akronim dari current
erarning (C), annual earning (A), new product/service (N), suplply and demand
(S), leader or laggard (L), institutional sponsorship (I), dan market index (M).
Analisa fundamental dalam strategi CANSLIM digunakan untuk mencari saham
dengan kriteria : current earning pada standar minimal tertentu (misalnya 20%),
annual earning selama 5 tahun terakhir tumbuh stabil pada angka (misalnya 20%),
perusahaan mengembangkan new product/service (diversifikasi produk barang/jasa)
yang akan berdampak pada peningkatan laba bersih di masa depan.
Analisa teknikal dalam strategi CANSLIM digunakan untuk mencari saham
dengan kriteria : supply and demand yang tinggi, pergerakan harganya lebih atraktif
(leader) dibanding saham lainnya sehingga punya potensi peningkatan harga yang tinggi
dalam waktu singkat, didalamnya terdapat institutional sponsorship berupa institusi
besar yang melakukan pembelian saham perusahaan dalam jumlah besar. Dengan masuknya
institusi besar menandakan bahwa perusahaan punya prospek yang bagus sehingga harga
sahamnya dapat naik tinggi di masa yang akan datang.
Setelah didapat saham dengan kriteria di atas, langkah selanjutnya adalah mencari
waktu yang tepat untuk melakukan pembelian saham. Pembelian dilakukan pada saat
indeks harga saham gabungan sedang bullish, sehingga potensi kenaikan harga
saham yang dibeli pun semakin tinggi. Pembelian dilakukan pada saat harga saham
mulai berbalik arah (reversal) dari trend turun atau trend datar (sideways)
menjadi trend naik yang kuat.
Untuk mengukur seberapa kuat trend yang sedang dan/atau akan terjadi dalam waktu relatif lebih panjang ke depannya, sebaiknya anda menggunakan grafik pergerakan harga saham mingguan (chart weekly) atau grafik pergerakan harga saham bulanan (chart monthly). Dengan kedua grafik tersebut, trend naik yang sedang dan/atau akan terjadi diperkirakan bisa berlangsung dalam waktu relatif panjang. Contoh chart monthly sebagaimana gambar 01 di bawah ini :
Untuk mengukur seberapa kuat trend yang sedang dan/atau akan terjadi dalam waktu relatif lebih panjang ke depannya, sebaiknya anda menggunakan grafik pergerakan harga saham mingguan (chart weekly) atau grafik pergerakan harga saham bulanan (chart monthly). Dengan kedua grafik tersebut, trend naik yang sedang dan/atau akan terjadi diperkirakan bisa berlangsung dalam waktu relatif panjang. Contoh chart monthly sebagaimana gambar 01 di bawah ini :
Gambar 01. Grafik Bulanan Pergerakan Harga Saham ICBP
periode bulan Januari 2016 s.d. Januari 2019.
|
Dari sejak bulan April
2017 sampai dengan bulan Agustus 2018, harga saham ICBP bergerak datar/sideways
di kisaran Rp8.000 – Rp9.000. Harga saham pada periode tersebut sebagaimana
ditunjukan dengan garis moving average (MA), kadang-kadang berada dibawah rata-rata
harga 6 bulan, 12 bulan, 24 bulan dan 36 bulan, namun kadang-kadang juga berada
di atasnya. Begitu juga dengan garis
moving average (MA) periode 6 bulan, kadang-kadang berada di atas garis MA
periode 12 bulan dan 24 bulan, namun kadag-kadang juga berada di bawahnya.
Momen terbaik untuk
melakukan pembelian saham muncul pada bulan September 2018 yaitu ketika harga
saham telah berada di atas seluruh garis MA dan pada saat bersamaan garis MA periode
6 bulan menembus ke atas (cross up) garis MA periode 12 bulan dan 24 bulan. Kondisi
di mana pergerakan harga telah berada di atas garis MA yang posisinya berurutan
dari periode lebih kecil hingga periode lebih besar merupakan potensi bullish yang
akan berlangsung realtif panjang.
Dapat anda lihat bahwa
setelah bulan September 2018, pergerakan harga saham ICBP memasuki fase bullish dan
terus menguat hingga bulan Januari 2019. Naik dari harga terendah di bulan
September 2018 sebesar Rp8.325 hingga mencapai angka tertingginya di bulan
Januari 2019 sebesar Rp10.950.
Demikian, mudah-mudahan
bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon