GAP HARGA SAHAM
Gambar : google image |
Gap merupakan bilah kosong pada grafik (chart) pergerakan harga akibat tidak
adanya transaksi pada area harga tertentu setelah pada hari tersebut terjadi
lonjakan kenaikan harga atau penurunan harga yang melampaui range satuan
pergerakan harga. Jika yang terjadi adalah lonjakan kenaikan harga maka biasa disebut
gap up, dan apabila yang terjadi adalah penurunan harga dinamakan gap down. Baik
gap up maupun gap down biasanya dibarengi dengan jumlah volume yang besar yang
mendorong terjadinya kondisi gap up dan gap down tersebut.
Saham BBBB pada hari bursa sebelumnya ditutup pada
harga Rp1.000, maka sesuai dengan besaran satuan kenaikan/penurunan harga perdagangan
dalam regulasi BEI sebesar Rp5, pada hari bursa berjalan tersebut “seharusnya” saham
BBBB dibuka naik pada harga Rp1.005 atau dibuka turun pada harga Rp995. Namun
yang terjadi kemudian adalah pada pembukaan hari bursa berjalan tersebut saham
BBB dibuka naik misalnya pada harga Rp1.050, maka terjadi gap up. Sebaliknya
jika dibuka misalnya pada harga Rp950, maka terjadi gap down.
Biasanya gap up terjadi
akibat optimisme yang tinggi dari para pelaku bursa terhadap saham BBBB pada
hari itu akibat adanya sentimen positif berupa aksi korporasi yang diperkirakan
akan berdampak terhadap peningkatan kinerja perusahaan, misalnya melakukan akuisi,
atau adanya rilis laporan keuangan yang mana perolehan laba bersih periode
berjalan meningkat signifikan.
Sementara itu gap down terjadi akibat psimisme pelaku bursa terhadap saham BBBB pada hari
itu akibat adanya sentimen negatif yang diperkirakan akan berdampak buruk terhadap
kinerja perusahaan, misalnya adanya rilis laporan keuangan yang mana perolehan
laba bersih periode berjalan mengalami penurunan tajam. Contoh gap sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar : andirerei.com |
Pada gambar di atas, area gap adalah daerah antara
garis B dengan garis A (kotak merah). Garis B (batas gap atas) dan garis A (batas
gap bawah) merupakan resistance dan/atau supprot bagi pergerakan harga
selanjutnya. Pada saat terjadi gap down dan kemudian harga ditutup dengan
penurunan sebagaimana gambar di atas, maka harga open pada hari itu (garis A) merupakan
resistance pertama (R1) bagi pergerakan harga selanjutnya. Sedangkan harga
penutupan hari sebelumnya sebelum terjadi gap down (garis B) merupakan resistance
kedua (R2).
Pergerakan harga setelah terjadi gap down berada di bawah R1 dalam rentang
waktu cukup lama dan harga bergerak cenderung datar (sideways). Pergerakan
harga baru dapat menembus ke atas (breakout) R1 (garis A) baru terjadi pada 3
(tiga) candle (hari) terakhir. Garis A yang sebelumnya merupakan R1 kini telah
berubah menjadi garis support.
Peregerakan harga kini menuju R2 (garis B) dengan support garis A, dan apabila
kemudian harga mampu breakout R2 (garis B) maka garis B tersebut akan berubah
menjadi garis support bagi pergerakan harga selanjutnya.
Namun apakah garis A tersebut akan menjadi support yang kuat sehingga harga
tidak kembali turun ke bawah garis A? kondisi tersebut dapat dikonfirmasi
dengan berbagai indikator teknikal lainnya, misalnya dengan indikator volume atau
indikator garis moving average.
Apabila breakout tersebut dibarengi dengan peningkatan
jumlah volume yang besar (siginifikan) dari hari-hari sebelumnya, diperkirakan
breakout tersebut benar-benar telah terjadi. Namun apabila breakout tersebut hanya
dengan jumlah volume yang kecil, kondisi tersebut dikhawatirkan hanyalah false
breakout, dan harga dapat kembali turun ke bawah R1 (garis A). Contoh untuk
menguji kekuatan trend kenaikan harga dengan garis moving average dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Gambar : andirerei.com |
Pada kotak merah gambar di atas tampak bahwa harga
berada di atas garis moving average yang tersusun berurutan dari atas ke bawah
dimulai dari moving average periode pendek hingga periode panjang. Kondisi tersebut
dapat dikatakan bahwa trend kenaikan harga mulai menguat untuk memulai trend
naiknya menuju R2 (garis B). Namun untuk melihat seberapa kuat signal trend kenaikan
tersebut, ada baiknya dikombinasikan dengan indikator volume atau indikator
teknikal lainnya.
Pada saat terjadi gap anda dihadapkan pada
dua pilihan, yaitu melakukan antisipasi atau menunggu konfirmasi. Keduanya
menyesuaikan metoda trading dan profil resiko anda. Melakukan antisipasi artinya
anda melakukan pembelian pada saat harga menyentuh garis A, anda melakukan
pembelian pada saat harga “akan” menembus ke atas resistance (breakout).
Kelebihan cara ini adalah potensi keuntungan yang dapat anda peroleh lebih
besar jika harga benar-benar breakout. Kekurangannya
adalah jika harga tidak jadi breakout (kembali turun), kondisi tersebut berpotensi
menimbulkan kerugian bagi anda.
Menunggu konfirmasi artinya anda melakukan
pembelian pada saat harga telah benar-benar breakout dari garis A. Pembelian
anda lakukan pada saat harga “telah” berada di atas garis A. Kelemahan cara ini
adalah jika setelah menembus resistance kemudian kenaikan harga terus
berlanjut, maka potensi keuntungan yang dapat anda peroleh lebih kecil jika dibandingkan
dengan ketika anda mengambil langkah melakukan antisipasi dimaksud di atas.
Kelebihannya adalah jika harga ternyata tidak jadi menembus resistance (kembali
turun), anda tidak akan mengalami kerugian karena anda belum melakukan pembelian.
Dalam analisis teknikal dikenal
adanya 4 (empat) jenis atau klasifikasi gap sebagai berikut :
a. Common Gap yaitu gap yang
sering terjadi dan paling sering muncul dalam suatu pergerakan harga dalam
trend naik maupun trend yang tidak didukung dengan volume yang signifikan
sehingga tidak akan berdampak terhadap pembalikan arah pergerakan harga.
b. Break Away Gap yaitu gap yang terjadi
dalam trend naik atau trend turun yang didukung dengan volume signifikan sebagai
signal kuat pembalikan arah trend dari bearish menjadi bullish atau dari bearish
menjadi bullish. Dalam suatu trend naik kemudian terjadi gap down maka diperkirakan
akan terjadi pembalikan arah harga dari bullish menajdi bearish, namun dalam suatu
trend turun terjadi gap up diperkirakan arah trend akan berubah dari turun
menjadi naik.
c. Run Away Gap yaitu gap yang biasanya
muncul di tengah trend naik atau trend turun yang sedang berlangsung dengan
volume tinggi sebagai signal bahwa trend naik atau trend turun akan terus
berlanjut.
d. Exhaustion Gap yaitu gap yang terjadi
pada saat trend naik sudah berlangsung cukup lama. Munculnya gap ini menandakan
bahwa minat pelaku pasar sudah mulai berkurang dan itu merupakan tanda-tanda bahwa
trend akan berbalik arah menjadi trend turun.
Populer di kalangan trader bahwa apabila sebuah gap down yang telah
berhasil ditutup dengan candle naik yang didukung jumlah volume signifikan,
diperkirakan harga akan melanjutkan trend naiknya sampai dengan titik resistance
kuat berikutnya.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon