ANALISIS ITU
MUTLAK
Dalam berinvestasi, analisis merupakan hal mutlak yang diperlukan
untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu industri (bisnis) dijadikan sarana
berinvestasi, misalnya analisis mengenai jangka waktu pengembalian modal, tingkat
imbal hasil investasi, atau tingkat resiko investasi. Apabila investasi tidak
didahului dengan analisis, tentu bakal tak tentu arah.
Saham
adalah salah satu instrumen investasi yang dapat menghasilkan keuntungan
relatif lebih tinggi daripada instrumen investasi lainnya, namun tingkat
resikonya pun tinggi pula, sesuai adagium high risk high return. Dalam
investasi saham, tanpa analisis yang memadai, kemungkinan resiko rugi akan
lebih besar dibandingkan dengan proyeksi keuntungan.
Dalam
bursa saham dikenal analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis
fundamental biasanya dilakukan oleh para investor (trader jangka panjang) dan
analisis teknikal digunakan oleh para trader (jangka pendek). Analisis fundamental
lebih kepada analisis kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan,
sedangkan analisis teknikal lebih kepada analisis pergerakan harga dalam jangka
pendek.
Jika
analisis fundamental berkutat seputar rasio-rasio keuangan dalam laporan
keuangan perusahaan/emiten, maka analisis teknikal berkutat seputar signal entry
(beli) dan exit (jual) dalam jangka pendek. Alat analisis yang digunakan dalam
analisis teknikal lebih dinamis, bahkan untuk mengukur pergerakan harga dalam
jangka sangat pendek (harian). Contoh alat analisis teknial yang banyak
digunakan diantaranya; moving average convergence divergence (MACD), comodity
chanel index (CCI), stochastic oscilator, ichimoku kinko hyo, dan lain-lain.
Dalam analisis fundamental, banyak model yang bisa digunakan, namun akan lebih mengena jika analisis tersebut berurutan dari
ruang lingkup yang lebih luas ke ruang lingkup yang lebih sempit. Dalam
analisis model ini akan didapatkan gambaran suatu kondisi bisnis di
tengah-tengah lingkungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Gambar : google image |
Ruang
lingkup analisis yang lebih luas disebut analisis makro meliputi kondisi
perekonomian global dan kondisi perekonomian domestik suatu negara. Perlu
diketahui apakah ekonomi sedang tumbuh bagus, atau stagnan/flat, atau malah
sedang menuju krisis, atau bahkan sedang terjadi krisis. Banyak faktor yang
bisa mempengaruhi dunia bisnis terutama kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
negara-negara yang secara ekonomi berpengaruh terhadap banyak negara di dunia, misalnya
Amerika Serikat, China, Jepang, Uni Eropa.
Begitu
pun kondisi ekonomi domestik suatu negara berpengaruh ke bursa saham, jika
sedang bagus akan berpengaruh positif, dan jika sebaliknya pengaruhnya pun akan
negatif. Banyak parameter yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi
domestik suatu negara, misalnya pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan per kapita, kondisi neraca
perdagangan, neraca pembayaran, tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan
kesempatan kerja.
Selanjutnya
analisis ruang lingkup yang lebih sempit disebut analisis sektor industri. Perlu
diketahui kondisi sektor industri terkini, apakah baru mulai tumbuh, atau
sedang tumbuh bagus, tengah jenuh, atau sedang menurun. Hasil analisis ini bisa
digunakan untuk mengukur perkembangan keberlangsungan usaha sektor industri yang
bersangkutan ke depannya.
Dalam
prakteknya pertumbuhan sektor industri yang satu dengan sektor industri lainnya
tidaklah sama. Tentu saja sektor industri yang sedang tumbuh bagus lah yang
dijadikan pilihan. Sektor industri yang sedang tumbuh bagus biasanya ditandai
dengan banyaknya investasi baru dan kegiatan ekspansi.
Apabila
berdasarkan hasil analisis makro dan analisis sektor industri telah didapatkan peluang
investasi yang bagus, selanjutnya lakukan analisis dengan ruang lingkup yang
lebih sempit lagi yaitu analisis mikro. Analisis mikro dilakukan untuk dapat
menemukan emiten yang cocok (bakal menguntungkan) dijadikan tempat berinvestasi.
Dapatkan emiten yang bidang usahanya sedang inline dengan peluang investasi sesuai hasil analisis makro dan analisis sektor industri sebelumnya.
Lakukan
kembali analisis terhadap emiten tersebut mengenai manajemen, kinerja usaha,
kinerja keuangan, kompetitor usaha, keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif dibanding kompetitornya, strategi bisnisnya, aksi korporasi yang
dilakukan, dan lain-lain. Dapatkan emiten yang punya keunggulan lebih
dibandingkan dengan kompetitornya.
Langkah
berikutnya yang tidak kalah penting adalah menemukan emiten yang harga sahamnya
masih dibawah nilai wajarnya. Emiten tersebut bisa didapatkan dengan cara
mengetahui rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangannya, misalnya PER, PBV,
EPS, rasio utang terhadap ekuitasnya (DER), dan rasio-rasio keuangan lainnya.
Intinya
adalah cari emiten yang bidang usahanya (sektor industrinya) sedang inline
dengan kondisi ekonomi makro, kemudian paling unggul di sektornya, dan harganya
paling murah. Namun jika yang terbagus ternyata bukan yang termurah, maka
pilihlah yang paling prospektif meskipun relatif lebih mahal.
Demikian,
mudah-mudahan bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon