ALAM SEMESTA
“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu”. (QS. As Sajdah : 5).
Firman Allah SWT pada ayat diatas menekankan pada kata “naik” dan
"menurut perhitunganmu". Naik adalah perpindahan secara vertikal. Jika berpindah dari titik A ke titik B maka untuk
mencapai titik B melalui proses “perjalanan”, sedangkan perjalanan berkaitan dengan “jarak”
dan “kecepatan”, kemudian "menurut perhitunganmu" artinya
menurut perhitungan ilmu pengetahuan yang saat ini telah diketahui oleh manusia
pada dimensi kehidupan manusia di bumi (dunia).
Segala urusan tersebut di atas ditangani (diturunkan/dinaikan) oleh para
malaikat sesuai dengan tugas masing-masing para malaikat yang kesemuanya diperintahkan
oleh Allah SWT.
Manusia dan malaikat dicipta dari bahan yang berbeda maka dimensinya pun
berbeda, malaikat di cipta dari cahaya, manusia dicipta dari tanah, dan
karena malaikat dicipta dari cahaya maka kecepatan malaikat berkonstanta
kecepatan bahan asal diciptakannya malaikat yakni cahaya.
Menurut ilmu pengetahuan saat ini (dalam dimenesi kehidupan manusia) bahwa
kecepatan (laju) cahaya adalah 299.792.458 meter/detik, atau 299.792,46
kilometer/detik, dan kita bulatkan menjadi 300.000 kilometer/detik.
Gambar ; google image |
Dengan merujuk angka-angka di atas, maka segala urusan manusia di bumi (dunia) ini naik/turun kepada-Nya menempuh jarak (menurut perhitungan DIMENSI KEHIDUPAN MANUSIA) sekitar sejauh sebagai berikut :
1 detik x 60 detik x 60 menit x 24 jam x 365 hari x 1.000 tahun x 300.000 kilometer/detik = 9.460.800.000.000.000 (sembilan ribu empat ratus enam puluh triliyun delapan ratus milyar) kilometer. Jarak yang teramat sangat jauh dan teramat sangat panjang menurut DIMENSI KEHIDUPAN MANUSIA di bumi (dunia).
Bahwa alam
semesta ini begitu teramat sangat luas (bahkan mungkin tak terhingga),
sedangkan kita hanya bagian dengan ukuran teramat sangat kecil dari alam
semesta itu, dan semua itu adalah ciptaan sekaligus milik-Nya.
Namun
mengapa kita yang teramat sangat kecil itu masih juga berperilaku sombong di
hadapan yang menciptakan dan memiliki alam semesta yang teramat sangat luas
bahkan tak terhingga itu?
Wallahualam
bissawab.
Demikian,
mudah-mudahan bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon