MELIHAT ICBP
(bagian satu dari dua tulisan)
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) didirikan pada tanggal 2 September 2009 dengan jumlah saham dasar
sebanyak 15.000.000.000 lembar. Modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat
pendirian ICBP sebanyak 4.664.763.000 lembar dengan harga saham dasar Rp100/lembar
sehingga ekuitas awal ICBP sejumlah Rp466.476.300.000. Pada saaat didirikan, pemegang
seluruh saham ICBP adalah induk usahanya sendiri yaitu PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF).
Gambar : google image |
Beberapa produk ICBP yang sudah
sangat familiar di tengah-tengah masyarakat diantaranya yaitu mie instan kemasan
merk Indomie yang bisa didapatkan konsumen dengan sangat mudah dan harganya
yang sangat terjangkau. Selain mie instan, produk ICBP lainnya adalah bumbu
dapur dan sejenisnya.
Pada tanggal 7 Oktober 2010, ICBP
melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) atau melakukan penawaran saham ke publik sebanyak 1.166.191.000
lembar setara dengan 25% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Harga
saham yang ditawarkan pada saat IPO sebesar Rp5.395/lembar, dengan demikian ICBP
dapat tambahan modal baru hasil IPO sejumlah Rp6.291.600.445.000. Pasca IPO jumlah
saham beredar ICBP menjadi sebanyak (4.664.763.000 lembar + 1.166.191.000
lembar) = 5.830.954.000 lembar dengan komposisi pemegang saham yaitu INDF sebesar
80% dan publik sebesar 20%.
Pada tanggal 26 Juli 2016 ICBP
melakukan stock split saham dengan rasio 1 : 2, artinya setiap 1 lembar saham
lama sebelum stock split ditukar menjadi 2 lembar saham baru setelah stock
split, oleh karena itu jumlah saham beredar pasca stock split menjadi sebanyak (5.830.954.000
lembar x 2) = 11.661.908.000 lembar. Dari jumlah saham tersebut, INDF selaku
induk ICBP mengempit sebanyak 9.329.526.000 lembar sedangkan publik sebanyak
2.332.382.000 lembar.
Nilai Buku/Book Value (BV) ICBP per
Kuartal III-2018 (30 September 2018) sejumlah Rp1.880 sehingga ekuitasnya
adalah sejumlah Rp21.924.387.040.000. Sementara itu pada saat yang sama
liabilitas (kewajiban/utang) ICBP sejumlah Rp11.896.918.000.000 atau sebesar
54,26% terhadap ekuitasnya. Dengan demikian asset ICBP per Kuartal III-2018 (30
September 2018) sejumlah Rp33.821.305.040.000.
Harga ICBP pada penutupan hari
terakhir bursa di Kuartal III-2018 yaitu tanggal 28 September 2018 sebesar Rp8.825/lembar,
maka kapitalisasi pasar/market capital (MC) ICBP pada saat bersamaan adalah sejumlah
Rp102.916.338.100.000.
Profil singkat struktur keuangan
ICBP per Kuartal III-2018 (30 September 2018) adalah sebagai berikut :
a. Asset (ekuitas + liabilitas) : Rp33.821.305.040.000.
b. Ekuitas (modal bersih) : Rp21.924.387.040.000.
c. Liablitas (kewajiban/utang) : Rp11.896.918.000.000.
d. Kapitalisasi Pasar : Rp102.916.338.100.000.
Data di atas memperlihatkan bahwa
peningkatan ekuitas awal ICBP didirikan selama kurang lebih 9 tahun lalu sampai
dengan Kuartal III-2018 tumbuh sebesar 4.600%, sedngkan asset tumbuh sebesar 7.150,38%.
Sekarang kita hitung, berapa lonjakan
pertumbuhan (growth) kekayaan INDF di ICBP pada posisi tanggal 30 September
2018 berdasarkan asset, ekuitas dan kapitalisasi pasar dibanding dengan kekayaan
INDF di ICBP pada saat didirikan.
Dengan total aset sejumlah Rp33.821.305.040.000
maka asset setiap lembar saham ICBP senilai Rp2.900,15/lembar, sehingga asset
INDF di ICBP adalah sejumlah (Rp2.900,15 x 9.329.526.000 lembar) = Rp27.057.042.871.939,20.
Setelah dikurangi dengan asset awal pada saat pendirian ICBP sejumlah
Rp466.476.300.000, maka asset INDF di ICBP sejumlah Rp26.590.566.571.939,205, tumbuh
sekitar 5.700,30% selama kurang lebih 9 tahun.
Namun perlu diingat bahwa asset itu
terdiri dari dua komponen yaitu ekuitas dan liablitas (kewajiban/utang), oleh
karena itu jika dipisahkan maka komposisi ekuitas dan liabilitas INDF di ICBP
sebagai berikut :
a. Ekuitas ICBP sejumlah
Rp21.924.387.040.000 maka BV ICBP sebesar Rp1.880/lembar, sehingga kekayaan
INDF di ICBP adalah sejumlah (Rp1.880 x 9.329.526.000 lembar) = Rp17.539.508.880.000.
Kemudian setelah dikurangi dengan modal awal pada saat pendirian ICBP sejumlah
Rp466.476.300.000, maka modal bersih INDF di ICBP berdasarkan ekuitas adalah
sejumlah Rp17.073.032.580.000, tumbuh sekitar 3.660% selama kurang lebih 9 tahun.
b. Total Liabilitas ICBP sejumlah Rp11.896.918.000.000
maka liabilitas ICBP sebesar Rp1.020,15/lembar, sehingga liabilitas INDF di
ICBP adalah sejumlah (Rp1.020,15 x 9.329.526.000 lembar) = Rp9.517.533.991.939,23.
Dengan demikian maka pada saat ICBP dinyatakan default kemudian pailit, maka ekuitas
INDF di ICBP tersisa sejumlah (Rp1.880 – Rp1.020,15 x 9.329.526.000 lembar) =
Rp8.021.974.888.060,77, kondisi tersebut bisa dikatakan “masih sangat sehat”,
dalam artian bahwa saat ICBP dinyatakan bangkrut (tutup) sekali pun INDF tidak
perlu menanggung utang. Bahkan jika dikurangi dengan modal awal yang
ditempatkan di ICBP, ekuitasnya masih tumbuh sejumlah (Rp8.021.974.888.060,77 -
Rp466.476.300.000) = Rp7.555.498.588.060,77.
Pada harga saat penutupan hari
terakhir bursa pada Kuartal III-2018 yaitu tanggal 28 September 2018 harga
saham ICBP sebesar Rp8.900/lembar, maka kekayaan INDF di ICBP adalah sejumlah (9.329.526.000
lembar x Rp8.900) = Rp83.032.781.400.000. Setelah dikurangi modal awal pada
saat ICBP didirikan sebesar Rp466.476.300.000, maka kekayaan INDF di ICBP
berdasarkan kapitalisasi pasar adalah sejumlah Rp82.566.305.100.000, tumbuh
sebesar 17.700% selama kurang lebih 9 tahun.
Tentu saja ICBP adalah super company
bagi INDF selaku pendiri. Bagaimana jika dilihat dari sudut pandang investor
saham (publik)?. Karena sudut pandangnya dari kacamata investor saham, maka
kita hanya akan menghitungnya berdasarkan kapitalisasi market.
Untuk melihat ICBP dari sudut
pandang investro saham, kita akan bahas pada kesempatan selanjutnya.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon