ARUS KAS (CASH
FLOW)
Dalam
transaksi keuangan sebuah unit bisnis, yaitu pembelian, penjualan, pembayaran
macam-macam biaya, maka idealnya dilakukan secara tunai (cash), sehingga arus kas (cash
flow) akan sama persis dengan nilai keuntungan atau kerugian yang didapat
oleh sebuah bisnis. Namun dalam sebuah bisnis yang kompleks dan berskala besar hal
tersebut kadang sulit terwujud sepenuhnya, sehingga tak terhindarkan lagi
adanya hutang dan piutang.
Bahwa
dalam proses penyusunan laporan keuangan suatu unit bisnis, profit adalah salah
satu unsur penting yang sering diperhatikan, yang didapat dari perhitungan hasil
penjualan barang/jasa dikurangi harga pokok penjualan, biaya produksi, biaya
operasional, dan biaya-biaya lainnya.
Dalam
realitanya, profit ini didapat tidak hanya berasal dari penjualan secara tunai
saja, tetapi tidak jarang didapat juga dari penjualan secara kredit. Hal ini
yang membuat kita kadang terkecoh dalam membaca suatu laporan keuangan. Bahwa suatu
unit bisnis membukukan angka profit yang tinggi, namun saldo kas perusahaan malah
rendah atau bahkan negatif, sehingga pemilik unit bisnis tidak dapat menikmati
hasil keuntungannya saat itu juga.
Cash
flow adalah aliran kas masuk dan kas keluar. Apabila kas masuk lebih besar dari
kas keluar, maka terjadi cash flow positif/surplus, dan sebaliknya jika kas
masuk lebih kecil dari kas keluar, maka terjadi cash flow negatif/defisit.
Gambar : google image |
Tidak
jarang terjadi suatu unit bisnis membukuan angka profit yang tinggi namun ternyata
didapat lebih banyak dalam bentuk piutang (apalagi piutang yang macet) sehingga
mengakibatkan saldo kas rendah atau bahkan minus, maka hal ini akan
mengakibatkan cash flow perusahaan tergganggu dan menjadi masalah, karena tetap
dibutuhkan dana tunai/cash untuk menjalankan kegiatan operasional suatu bisnis.
Begitu
juga sebaliknya, bisa terjadi suatu unit bisnis mempunyai cash flow positif, namun
kas tersebut bukan berasal dari operasional usaha melainkan misalnya saja berasal
dari penyertaan tambahan modal baru, maka hal ini pun tetap menjadi masalah,
karena pada dasarnya unit bisnis tersebut mengalami kerugian sebab tidak
berasal dari pemasukan pendapatan operasional usaha, sedangkan biaya
operasional dan non operasional tetap. Jika hal tersebut di atas sering terjadi,
tentunya akan sangat berbahaya bagi perkembangan dan kelangsungan suatu unit bisnis.
Dengan
demikian, antara profit dengan cash flow, manakah yang lebih penting? Begini, meski
profit rendah atau bahkan kegiatan usaha suatu unit bisnis sedang merugi, namun
jika tersedia cukup cash, maka bisnis masih bisa jalan dan kemudian tinggal merencanakan
strategi baru untuk meningkatkan profit pada pereode berikutnya. Di sisi lain,
jika suatu unit bisnis membukukan angka profit yang tinggi, tetapi tidak ada
dana cash, maka cash flow unit bisnis pasti terganggu, bahkan bisa
mengakibatkan saat itu juga kegiatan usaha unit bisnis terhenti.
Namun
demikian, sebaiknya profit dan cash flow digunakan sebagai bahan anaisis secara
bersamaan, karena pada dasarnya keduanya merupakan suatu kesatuan sistem dalam
menentukan kuat dan berkembangnya suatu bisnis.
Demikian,
mudah-mudahan bermanfaat.
Artikelnya sederhana dan mudah dipahami... Cocok untuk dibaca bagi para pemula seperti saya hehe. Sukses terus mas andirerei..
ReplyDeleteoke mas Jihad Alif
Delete