MENGENALI BEBERAPA KARAKTER SEKTOR INDUSTRI DI BURSA SAHAM
INDONESIA SERTA HAL-HAL YANG MEMPENGARUHINYA
Saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat
ini dikelompokan ke dalam 9 (sembilan) sektor yaitu ; Pertanian, Pertambangan,
Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti dan Konstruksi,
Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa. Karakter masing-masing sektor tersebut
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
PERTANIAN;
Meliputi bidang
pertanian, perkebunan, perikanan dengan dominan perkebunan (CPO), a.l. #AALI, #LSIP, #SSMS, #BISI. Karena orientasi pasarnya
eksport maka pengaruh yang dominan adalah fluktuasi harga komoditas
(CPO/Jagung) dunia, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, regulasi
pemerintah (pajak eksport), dan permintaan dari negara importir terutama China.
Faktor iklim juga berpengaruh dimana musim hujan suply sawit menurun, maka
harga CPO kemungkinan besar ikut naik juga.
Sebagai substitusi
minyak (biofuel) saham-saham CPO dipengaruhi juga oleh harga minyak dunia, oleh
karena itu disaat harga minyak mentah dunia turun, harga CPO biasanya tertekan.
2.
PETAMBANGAN;
Meliputi
batubara, logam, minyak dan gas, a.l. #PTBA, #ADRO, #ITMG, #ANTM, #TINS, #MEDC, #ELSA, #INCO. Karena orientasi pasarnya
eksport maka pengaruh yang dominan adalah fluktuasi harga komoditas (batubara/logam/migas)
dunia, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, regulasi pemerintah (pajak
eksport), dan pertumbuhan ekonomi dunia yang mempengaruhi permintaan dari
negara importir. Jika kondisi ekonomi dunia membaik maka permintaan komoditas
dan energi juga ikut naik. Pengaruh paling nyata sekarang ini terasa pada
batubara. Jika kondisi ekonomi dunia sedang lesu, harga minyak mentah dunia
sedang anjlok, maka harga batubara sebagai substitusi minyak menjadi tertekan
karena kurangnya permintaan dari negara konsumen.
3.
INDUSTRI DASAR;
Meliputi
pengolahan logam, keramik, semen, pulp/kayu, pakan ternak, kimia, plastik,a.l. #KRAS, #ISSP, #ARNA, #SMGR, #INKP, #INTP, #CPIN, #LTLS, #IPOLSektor ini biasanya terkait
dengan sektor lain. Misalnya semen dan besi/baja berkaitan dgn property dan
infrastruktur, jika property dan infrastruktur meningkat maka semen ikut
meningkat pula. Emiten dengan bahan baku import (pakan ternak) dipengaruhi
nilai tukar Rupiah, atau isu flu burung/unggas.
4.
ANEKA INDUSTRI;
Didominasi
adalah otomotif dan komponennya, lalu ada tekstil, kabel, juga elektonik. Sektor
ini sangat tergantung suku bunga bank dan inflasi karena industri ini padat
modal. Semain tinggi suku bunga inflasi dan inflasi maka biaya meningkat dan
penjualan menurun karena penjualan biasanya dibiayai oleh kredit lembaga
pembiayaan.
Juga kebijakan
pemerintah tentang harga BBM, aturan uang muka kredit kendaraan, aturan
kandungan lokal dalam negeri. Pengaruh lain yaitu pelemahan Rupiah karena
sebagian bahan baku/komponen masih import yang akan meningkatka biaya produksi.
Emiten dengan
produk layanan purna jual (spare part) sebetulnya cukup menjanjikan, dalam
periode waktu tertentu kita pasti ganti oli, ganti accu, ban, bahkan ganti
kaca, atau komponen lainnya, namun entah kenapa emiten ini sahamnya kurang
likuid. Emiten seperti #AUTO, #SMSM, #MASA, #NIPS kurang liquid, yang jago
hanya #ASII.
5.
KONSUMSI;
Meliputi makanan
dan minuman ada #ICBP, #MYOR, #AISA, rokok ada #GGRM, toiletris ada #UNVR, farmasi ada #KLBF, #KAEF, juga kosmetik ada #MRAT. Sektor ini dikenal
defensif di segala kondisi karena produknya entah itu murah atau mahal tetap
dibutuhkan orang untuk keperluan sehari-hari. Saham sektor ini favorit para
investor jangka panjang. Namun sayangnya tidak semua saham di sektor ini
liquid. Saham sektor ini diuntungkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang
begitu besar dan pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat, dan itu adalah
konsumen.
Contoh; meskipun
peredaran rokok dibatasi disana-sini tapi karena jumlah perokok yang banyak,
maka kebutuhan akan rokok tetap tinggi. Contoh lainnya adalah kebijakan
pemerintah yang memprioritaskan kesehatan pasti dibutuhkan obat-obatan yang
banyak. Namun khusus sektor farmasi terpengaruh juga dengan fluktuasi Rupiah
karena bahan baku sebagian besar masih import. Khusus #KLBF sebetulnya
sangat menjanjikan karena produknya terdiversifikasi ke dalam produk
pengobatan, juga produk kesehatan (suplemen).
6.
PROPERTI;
Sektor ini
dihuni oleh banyak emiten pengembang perumahan diantaranya #LPCK, #PWON, #CTRA, selain itu ada juga emiten konstruksi BUMN
yaitu #ADHI, #WIKA, #PTPP, #WSKT, atau konstruksi swasta #TOTL, #DGIK, #NRCA. Sektor ini sangat
tergantung kondisi ekonomi. Jika inflasi tinggi, bunga kredit naik, maka
penjualan menurun. Setelah perbankan, sektor ini paling terdampak apabila suku
bunga naik.
Untuk
mensiasati itu sebaiknya kita pilih emiten properti yang mengembangkan
bisnisnya ke sektor lain yang menghasilkan pendapatan berulang, misal hotel,
mall, taman rekreasi. Emiten konstruksi BUMN berkorelasi dengan kebijakan dan
anggaran pembangunan pemerintah, semakin besar budget pembangunan di APBN, maka
semakin besar pula peluang emiten ini.
7.
INFRASTRUKTUR;
Meliputi infrastruktur
energi seperti #PGAS, infrastruktur
jalan seperti #JSMR, #CMNP, infrastruktur
telekomunikasi seperti #TLKM, #ISAT, infrastruktur transportasi
seperti #GIAA. Sektor ini
sangat menjanjikan, misalnya gas kini jadi sumber energi harapan di masa yang
akan datang, pembuatan jalan raya baru dan jalan tol mutlak diperlukan,
transportasi udara sudah menjadi kebutuhan.
Hal yang berpengaruh
adalah selain fluktuasi nilai Rupiah, yaitu kebijakan pemerintah mengenai
penetapan harga gas, tarif tol, dan pengaturan frekuensi udara.
8.
KEUANGAN;
Sektor yang
dihuni oleh emiten perbankan seperti #BBRI, #BMRI, #BBCA, lembaga pembiayaan
seperti #ADMF, asuransi
seperti #PNLF, dan
perusahaan efek seperti #PADI, #KREN. Sektor ini nafasnya bursa
saham, maka jika saham perbankan anjlok IHSG pun jeblok, begitu juga
sebaliknya.
Sektor ini
sensitif dengan isu ekonomi, suku bunga, inflasi, dan kebijakan Bank Indonesia.
BI Rate, bunga bank, dan inflasi yang naik/turun berpengaruh terhadap daya beli
konsumen hampir di semua sektor usaha. Contoh jika suku bunga turun, bisa jadi
penjualan otomotif meningkat, maka perusahaan pembiayaan juga akan meningkat
kinerjanya. Namun di sisi lain pendapatan bank yang berasal dari bunga kredit
akan menurun.
Pada saat
kondisi makro dan mikro ekonomi bergairah, pelaku usaha pun berekspansi, cari
modal salah satunya berasal dari pinjama di bank, maka perbankan pun bergairah.
Jika ekonomi lesu, pelaku usaha menahan ekspansi, perbankan pun terdampak pula.
9.
PERDAGANGAN;
Dihuni pedagang
besar seperti #UNTR, retailer seperti #MPPA, #RALS, #ACES, restoran, hotel,
pariwisata seperti #PANR, jasa komputer seperti
#MTDL. Sektor ini terpengaruh dengan kondisi usaha sektor lain
yang terkait, misalnya #UNTR yang
jualan alat berat ke emiten batubara terpengaruh dengan kondisi pasar batubara
yang sedang lesu, sektor ritel terpengaruh dengan moment tertentu misalnya hari
raya, yang pada saat itu penjualan #MPPAdan #RALS meningkat drastis.
Sub sektor
pariwisata dan perhotelan terpengaruh dengan pertumbuhan kelas ekonomi
menengah, gaya hidup, dan kondisi ekonomi secara umum. Di saat ekonomi
meningkat sub sektor ini bisa menjadi kebutuhan, tapi di saat ekonomi lesu sub
sektor ini mungkin hanya akan menjadi pilihan. Karena kebutuhan akan
telekomunikasi yang semakin hari semakin meningkat, maka retail seperti #ERAA, #TELE punya peluang dan prospek
yang bagus.
Naik/turunnya sektor property dan infrastruktur
akan mempengaruhi naik/turunnya sektor industri dasar. Jika sektor keuangan
bergairah/lesu maka sektor property, perdagangan, aneka industri ikut bergairah/lesu.
Sektor pertanian (CPO), pertambangan (migas, logam dan batubara) cenderung
independen mengikuti kondisi ekonomi global. Sektor konsumsi cenderung
independen dan defensif.
Setelah mengenali sebagian kecil karakter
sektor industri, sekarang kita mencoba mengenali pergerakan/pertumbuhan
sektor-sektor industri tadi. Kita mengenal ada 4 tahap pertumbuhan industri,
yaitu tahap awal pertumbuhan (introduction), masa bertumbuh (growth), masa
stabil/matang (maturity), dan masa penurunan (decline). ada beberapa ciri dari
keempat tahapan pertumbuhan tersebut.
a.
Masa awal pertumbuhan (introduction) ditandai
dengan modal investasi yang besar, bahkan hutang pun besar, volume penjualan
masih kecil sehingga keuntungan pun masih kecil pula.
b.
Masa pertumbuhan (growth) ditandai dengan
ekspansi usaha, keuntungan meningkat, industri dan produknya mulai dikenal
luas.
c.
Masa stabil/matang (growth) ditandai dengan
skala usaha sudah maksimal (ekspansi berkurang/terhenti), keuntungan stabil,
terjadi kompetisi harga dengan pemain lain di industri yang sama, maka untuk
survive biasanya ada iovasi produk.
d.
Masa penurunan (decline); ditandai dengan
penurunan penjualan, keuntungan pun mulai mengecil, dan pada saatnya kegiatan
usaha akan terhenti.
Berdasarkan uraian di atas, mari kita
meraba-raba kira-kira sektor-sektor industri tadi di atas saat ini berada di
posisi mana :
1)
Pertanian/perkebunan (CPO) dengan permintaan
produk di pasar dunia yang mulai menurun, umur tanaman yang semakin tua, dan
semakin suitnya mencari lahan, ada di posisi mana.
2)
Pertambangan batubara, migas, dan logam dengan
permintaan dunia yang sedang turun dan cadangan sumber daya alam (minyak) yang
semakin terbatas, ada di posisi mana.
3)
Industri dasar/kimia dengan produk yang stabil
dan permintaan stabil ada di mana.
4)
Aneka industri/otomotif dengan jumlah kendaraan
yang semakin banyak dan persaingan produk antar sesama produsen yang semakin
ketat, posisinya ada di mana.
5)
Konsumsi dengan jumlah penduduk yang terus
bertambah ada di posisi mana.
6)
Property dan konstruksi dengan pertumbuhan
ekonomi kelas menengah yang meningkat ada di mana.
7)
Infrastruktur dengan kebutuhan yang semakin
meningkat (sarana/prasarana jalan), bandara, pelabuhan terutama dengan
banyaknya proyek pemerintah, posisinya ada di mana, dan khusus telekomunikasi
dengan persaingan yang semakin ketat, ada di mana.
8)
Keuangan/perbankan dengan pertumbuhan industri
dan jumlah penduduk yang semakin banyak posisinya ada di mana.
9)
Perdagangan dengan banyaknya barang import yang
masuk dan menjamurnya gerai-gerai produk serta jumlah penduduk yang terus
bertambah, ada di posisi mana.
Silakan disimpulkan dengan analisa dan cara
pandang kita masing-masing sebagai bahan pertimbangan untuk pilihan
berinvestasi saham di sektor mana saja agar didapat peluang yang besar dan
keuntungan yang optimal.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
Mantap Bang....mulai sedikit lebih tercerahkan...makasih
ReplyDelete