STOCHASTIC
OSCILLATOR
Indikator teknikal yang biasa digunakan oleh para trader
saham, salah satunya adalah STOCHASTIC OSCILLATOR atau yang populer dengan
sebutan STOCHASTIC saja. Indikator ini begitu sederhana, dan karenanya mudah
dimengerti sehingga populer serta sudah lama digunakan oleh para trader saham.
Pada dasarnya stochastic ini digunakan untuk mengukur
tingkat jenuh beli (overbought) atau pun jenuh jual (oversold) dalam periode
tertentu. Biasanya para trader menggunakan periode 5 hari, 9 hari, atau 14
hari. Namun demikian penggunan periode tersebut dapat disesuaikan dengan metoda
trading yang digunakan masing-masing trader. Stochastic dapat juga digunakan
untuk menentukan momentum entry (buy) maupun exit (sell) dalam periode
tertentu.
Gambar : google image |
Stochastic terdiri dari 2 (dua) garis, yang pertama adalah garis %K (stochastic cepat) dan garis %D (stochastic lambat). Biasanya %K dan %D diilustrasikan dalam bentuk garis
dengan warna yang berbeda, dalam contoh dibawah ini %K garis berwarna
merah sedangkan %D garis berwarna hijau.
Dalam penggunannya stochastic dapat digunakan untuk menentukan
titik entry (buy) dan exit (sell) yang baik. Titik entry atau buy maupun exit
atau sell adalah ketika terjadinya persilangan/perpotongan (crossover) antara
garis %K dengan %D. Titik exit (sell) yang tepat yaitu pada saat stochastic
berada di area overbought, sedangkan titik entry (buy) yang tepat yaitu pada
saat stochastic berada di area oversold.
Ketika pergerakan harga dalam kondisi mendatar (sideways), stochastic dapat diandalkan dengan cukup baik. Namun demikian pada saat pergerakan harga sedang dalam trend naik atau trend turun, stochatic dapat digunakan sebagai acuan, dengan memperhatikan arah trend harga yang sedang terjadi.
Pada saat trend turun maka yang digunakan adalah signal exit (sell), sebagaimana gambar berikut ini :
Pada saat trend naik maka yang digunakan adalah signal entry
(buy), sebagaimana gambar berikt ini :
Oleh karena itu maka entry (buy) dapat dilakukan pada saat harga
dalam trend naik ketika terjadi crossover %K ke atas %D, dan exit (sell) dilakukan
pada saat harga dalam trend turun ketika terjadi crossover %K ke bawah %D.
Dalam memberikan informasi, stochastic tidak hanya meberikan
signal overbought dan oversold, atau pun signal buy dan sell, tetapi stochastic
bisa juga digunakan untuk mencari divergence positif (bullish divergence) dan divergence
negatif (bearish divergence).
Pada divergence positif sebagaimana gambar di bawah ini,
stochastic tampak naik tetapi harga masih turun, konfirmasi bullish (reversal) terjadi
ketika stochastic crossover menembus dari bawah ke atas garis level 50, tampak
terlihat harga pun akhirnya berbalik naik.
Pada divergence negatif sebagaimana gambar di bawah ini,
stochastic tampak turun tetapi harga masih naik, konfirmasi bearish (reversal) terjadi
ketika stochastic crossover menembus dari atas ke bawah garis level 50, tampak
terlihat harga pun akhirnya menurun.
Dalam suatu trend naik, ketika stochastic yang menurun dari
level atas ke level bawah bisa saja berbalik arah kembali naik ke level atas ketika
menyentuh garis level 50 atau level 0, itu menandakan bahwa penurunan harga
telah tertahan dan kemungkinan akan kembali naik melanjutkan trend yang sedang
terjadi, maka di sini anda bisa melakukan kembali entry (buy), sebagaimana
gambar di bawah ini :
Begitu juga ketika dalam suatu trend turun, ketika
stochastic yang tengah naik dari level bawah ke level atas bisa saja berbalik
arah kembali ke level bawah ketika menyentuh garis level 50 atau level 80, itu
menandakan bahwa kenaikan harga telah tertahan dan kemungkinan akan kembali turun
melanjutkan tend yang sedang terjadi, maka di sini anda melakukan exit posisi
(sell), sebagaimana gambar di bawah ini :
Indikator stochastic ini begitu sederhana namun dapat
diandalkan, oleh karena itu terapkan lah dan amati secara terus menerus pada
pola-pola pergerakan harga saham-saham anda.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
0 komentar
EmoticonEmoticon